Kebiasaan Unik
By: Yeyen Robiah
Saya pernah membaca sebuah curhatan seorang ibu di FB beberapa tahun lalu, tepatnya kapan dan akun siapa, saya sudah lupa. Cuma curhatan itu sangat membekas di ingatan saya karena dia membahas perihal bantal guling yang membuat kehidupan rumah tangga adik laki lakinya hampir berantakan. Singkat cerita, si istri adeknya ini atau adik ipar ibu yang curhat itu punya kebiasaan memeluk guling yang dia punya sejak kecil. Guling ini selalu berada di tengah-tengah diantara dia dan suaminya. Awalnya suaminya ini menganggap wajar, tetapi ketika suatu waktu mereka bepergian dan harus menginap di rumah kakaknya (si ibu yang cerita ini) guling itu tidak terbawa. Alhasil semalaman si istri ini ga bisa tidur dan keesokan harinya minta segera pulang.
Dari kasus ini ada yang melihat dari sisi spiritual bahwa di guling itu ada apa apanya, jadi salah satu solusinya dengan diruqyah. Namun waktu itu ada yang komentar juga melihat kasus ini dari sisi ilmiahnya alias secara psikisnya, bahwa si istri ini harus dibawa ke psikolog agar diberi solusi dengan psikoterapi.
Kejadian hampir sama terjadi pada si kembar saya. Ketika lebaran kemarin kami terpaksa harus mudik ke Jogja dengan naik kereta, kami lupa tidak membawa bantal bludru yang sering mereka peluk setiap akan tidur sambil minum susu. Kami berangkat dari stasiun Pasar Senen pukul 11 malam. Dan waktu itu si kembar mulai gelisah. Meski tertidur di mobil ketika menuju stasiun, ketika di kereta mereka terbangun. Untuk tidur kembali kami buatkan susu tapi mereka masih gelisah dan tidak kunjung tidur juga. Akhirnya mereka berdua menangis semalaman di kereta. Saya dan suami terpaksa berada di luar gerbong yaitu di sambungan gerbong karena khawatir tangisan si kembar mengganggu penumpang lainnya.
Setelah kejadian itu, sudah dapat dipastikan,selama kami di kampung halaman, setiap malam si kembar rewel. Harus dibawa muter muter dulu baru tertidur. Dan saat itu saya ingat tentang materi struktur kebiasaan yang diajarkan coach Aji di kelasnya dan juga dibahas di buku Productivity Hack.
Dalam kasus bantalnya si kembar ini saya menganggapnya pada soal pembiasaan saja bukan pada kelainan jiwa atau kelainan psikologis. Meski dalam ilmu psikologi dikenal ada istilah attachment to inanimate object atau kelekatan pada benda mati, tetapi tetap saja kuncinya di pembiasaan, yaitu mengganti satu kebiasaan tertentu (negatif) ke kebiasaan yang baru.
Ketergantungan si kembar pada bantal bludrunya ini berawal ketika saya memberikan susu formula ketika mereka mau tidur. Tujuan awalnya, bantal itu saya gunakan sebagai ganjalan botol susu mereka, namun lama kelamaan mereka selalu memeluk, ngelus elus dan paling parahnya adalah tidak bisa tidur nyenyak tanpa memegang bantal itu. Dan kebiasaan ini yang harus saya ubah.
Kita tahu bahwa struktur kebiasaan itu terdiri dari 3 hal, yaitu cues (pemicu), routines (rutinitas) dan reward (imbalan). Jadi dalam kasus bantal si kembar ini cues nya adalah mau tidur sambil minum susu, routine nya memegang, mengelus elus bantal bludrunya dan reward nya adalah nyaman, tidak rewel dan segera terlelap tidur.
Maka untuk mengubah kebiasaan itu saya mencoba menerapkan 3 langkahnya.
Yang pertama saya harus mengidentifikasi pemicunya. Dalam kasus ini pemicunya adalah mau tidur sambil minum susu botol. Langkah selanjutnya adalah menetapkan kebiasaan penggantinya. Nah dalam kasus bantal si kembar ini saya mendata kebiasaan baru apa saja yang mungkin bisa menggantikan kebiasaan mereka memegang bantal bludrunya. Apakah harus saya puter puterin dengan naik motor, apa harus saya gendong atau ditimang timang, atau apa harus diayun ayun? Semua opsi ini ternyata ga mungkin saya lakukan waktu itu karena takut kedepannya nanti malah tuman. Harus selalu muter muter naik motor untuk boboin si kembar, kalau mau digendong dan ditimang timang kayanya juga dah ga wangun dan berat juga apalagi diayun ayun. Kalau dielus elus punggungnya dan dinyanyiin Asmaul Husna mah tiap hari. Jadi saya akhirnya memutuskan tetap memberikan bantal ketika mereka mau tidur sambil minum susu botolnya. Lah kenapa dikasih bantal lagi, sama aja dong nanti ga bisa lepas lagi. Awalnya pertanyaan itu mengganggu saya juga tapi karena kebiasaan mereka tidak bisa kami lepas secara langsung dan alternatif lainnya juga agak rempong kami akhirnya tetap memberikan bantal sebagai "pegangan" mereka. Tapi yang membedakan adalah bantal yang saya berikan itu tidak itu itu saja. Saya coba berikan bantal yang sarung bantalnya katun atau yang berbahan satin. Harapannya mereka ga tergantung pada satu jenis bantal saja ( yang sarung bantalnya bludru) jadi jika suatu saat mereka mau tidur, pegang bantal apapun bisa. Kebiasaan baru ini saya terapkan hampir selama 2 pekan dan lanjut sampai sekarang. Dan Alhamdulillah kini mereka tidak ketergantungan dengan bantal bludrunya yang dulu.
Nah itulah manfaat kita mengetahui ilmu tentang struktur kebiasaan dan 3 langkah mudahnya untuk mengubah kebiasaan apapun. Tehnik ini bisa kita terapkan untuk mengubah kebiasaan apapun yang ingin kita ubah. Identifikasi pemicunya, tetapkan pemicu barunya dan fokus melakukan kebiasaan baru itu selama 30 hari (minimal ). Dengan 3 langkah ini insyaallah kita bisa mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang lebih baik, lebih produktif dan lebih bermanfaat.
Hayo Mak, kebiasaan apa yang ingin kamu ubah nih? Pastinya kita ubah yuk kebiasaan yang bikin kita sedih, kecewa dan menyesal menjadi kebiasaan yang bikin kita tenang dan bahagia. Setuju kan , Mak? 🥰🥰
#INLPS
#NLP
#AkuMenulis
#NLPforEmakEmak
Komentar
Posting Komentar