Sprei Bu Lastri



By: Yeyen Robiah

Langit mulai gelap. Angin berhembus kencang menerbangkan dedaunan kering di sekitar depan rumah. Awan hitam berarak mengikuti arah angin berhembus. Sore itu belum juga pukul 3 tapi suasananya sudah seperti menjelang Maghrib. 

Bu Lastri terlihat bolak balik keluar rumah melongok keluar pintu. Seperti menantikan seseorang untuk segera pulang khawatir hujan segera turun deras. 

Setelah beberapa kali melongok pintu dan menyibak tirai jendela berwarna pink lope lope, Bu Lastri pasrah, orang yang dinantinya belum pulang juga. Segera dia menuju ke kamar karena bayi mungilnya mulai merengek haus. 

Akhirnya Bu Lastri menuju kamar untuk menyusui bayi mungil nya, si cantik Clara. Dia sudah larut dalam suasana bounding yang sangat erat dengan Clara. Perlahan matapun terasa berat untuk tetap tersadar. Hawa yang dingin dingin empuk ini semakin membuat Bu Lastri segera menuju alam mimpi bersama si cantik Clara.

"Tin..tin...Tin...tin...."

Tiba tiba suara klakson membuyarkan mimpinya bersama Clara. Dengan agak berat Bu Lastri pun segera bangkit pelan pelan agar Clara tidak terbangun. Dia mengintip dari balik tirai jendela depan. Dilihat suaminya sedang berusaha membuka pintu gerbang sedangkan hujan sudah mulai turun rintik-rintik. Bu Lastri segera mengambil jilbabnya dan membukakan gerbang untuk suaminya. Sambil merengut Bu Lastri membukakan gerbang yang suaranya dah kaya kuntilanak terkekeh. 

Perlahan suaminya masuk dengan terburu buru. Lampu motornya menyilaukan mata Bu Lastri yang memang belum sempurna tersadar dari tidurnya. Matanya menyipit. Dengan tangan kanan nya Bu Lastri menutup wajahnya yang disloroti lampu motor sang suami. Semakin manyunlah Bu Lastri. 

Setelah suaminya masuk bersama motor geboy nya, Bu Lastri segera lari kecil menuju kamar. Terdengar rengekan Clara yang terbangun, mungkin gara gara klakson motor suaminya, pak Rekli. 

Pak Rekli segera memarkirkan motor geboy nya di samping teras rumahnya yang masih beratapkan langit biru. Hujan mulai deras, pak Rekli pun segera masuk rumah. 

Sambil melipat mantrol hujan berwarna hitam di teras rumah, pak Rekli mengernyitkan dahi melihat kain kain yang beterbangan dan terjatuh di dekat motornya. Ya, karena samping rumah pak Rekli masih terbuka, lahan ini dimanfaatkan untuk tempat menjemur pakaian. 

Pak Rekli segera menuju samping rumah. Dilihat nya kain kain lebar bermotif bunga-bunga warna warni itu terjatuh di tanah. 

" Wah bunda nih lupa ya kalau punya jemuran, kok ga diangkat sih hujan begini". 

"Bundaaaa....hujannya dah deres banget nih, tuh spreinya belum diangkatin. Spreinya pada berjatuhan bun....", teriak pak Rekli memanggil istrinya, Bu Lastri. 

"Iya Yah, bentar aku boboin Clara dulu". 

Pak Rekli mulai memunguti beberapa helai kain motif bunga-bunga itu. Bu Lastri keluar untuk membantu suaminya. 

"Yah, mana spreinya? Aku hari ini ga nyuci sprei tuh" kata Bu Lastri sambil berpikir keras mengingat ingat sprei yang dimaksud suaminya. Apa mungkin sprei tetangga nyangkut ke sini? Pikir Bu Lastri. 

"Lah ini apa Bun? " Kata pak Rekli sambil mengangkati beberapa helai kain bermotif bunga-bunga. 

"Ayaaaaahhhhhh....ayah jahaaaat. Ini bukan sprei ayah.....ini daster aku"

Bu Lastri teriak histeris. 

Pak Rekli segera berlari masuk rumah. Sudah terbayang istri tercintanya bakal marah besar. Alamat tidur di sofa ini mah. 

****

"Ya Allah Bu Lastri....kok bisa sih itu daster kok dikira sprei, hihihi..." Aku tahan ketawaku yang terkekeh-kekeh. 

"Ups!", Aku tutup mulutku ketika kulirik Bu Lastri cemberut di pojok ruang tamuku yang ga terlalu luas. 

"Tuh kan, Bu Pri ikut tertawa juga kaya suamiku. Badan aku mang lebar sih, maka aku seneng pake daster yang lebar lebar biar ga engap . Lah kok malah dikira sprei, huwaaa....😭😭"

"Cup..cup..dah ga usah mewek gitu, nanti ilang Lo cantiknya". 

"Bu Pri sih, bukannya bantu aku, hibur aku malah ikut ngetawain juga".

" Duh maaf, ga ada maksud ngetawain dikau say, maaf ya.. Nih ada singkong keju yang baru aja aku goreng. Enak lo.."

Sambil nyomot malu malu, Bu Lastri dah mulai tersenyum. Dah senang deh hatiku. 

"Dah gini aja Bu Lastri, bagaimana kalau kita bikin perubahan. Kayanya kita harus berubah nih".

" Iya Bu Pri, aku pengen berubah nih. Aku pengen dasterku ga lebar lebar lagi. Aku pengen sehat juga Bu. Aku merasa badanku semakin berat Bu Pri, geraknya semakin susah dan kadang engap kalau kerja berat sebentar aja. "

"Padahal dulu itu ya, pas BB aku 50 an, pakai baju ukuran s atau maksimal m. Lari gesit kesana kemari, ga gampang capek dan tentu saja langsing dan cantik". Jelas bu Lastri, sambil meliuk liukkan leher, bahu dan menepuk nepuk wajah nya. 

"Oke fix, kita akan berubah ya Bu Lastri. Besok Bu Lastri kesini lagi ya. Aku kemarin baru aja belajar dan mraktekin teknik perubahan Lo." 

Bu Lastri terlihat antusias. Dia duduk mendekat. 

"Benaran Bu Pri? Bu Pri mau bantu aku untuk berubah. Diet gitu ya Bu? Atau olahraga? "

"Besok aja ya Bu, aku jelasin lebih detil. Bentar lagi suami kita pulang nih".

(Bersambung)

Kira kira solusi apa yang akan dishare Bu Pri untuk Bu Lastri ya? Lanjut besok ya...🥰


#INLPS

#NLP

#AkuMenulis

#NLPforEmakEmak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD