Mengenang Masa Lalu
By: Yeyen Robiah
Matahari kuning kejinggaan begitu bulat sempurna mengintip dari kubah masjid depan rumah. Sisa sisa teriknya matahari tidak menyurutkan langkahnya untuk main ke lapangan. Setelah sholat ashar, Ayyasy meminta ijin main layangan sebentar, mumpung sudah ga terlalu panas dan banyak angin katanya. Saya mengijinkannya untuk main layangan setelah dia belajar online dari jam 8 sampai jam 12. Istirahat siang setelah sholat dhuhur sampai menunggu ashar tiba. Setelah sholat ashar, segera dia membawa layangngan jagoannya ke tengah lapangan bersama teman temannya. Mulailah dia memainkan benang dan layangannya pun meliuk liuk mengikuti arah angin yang berhembus. Terlihat wajahnya begitu ceria.
Berbeda dengan tiga tahun yang lalu ketika dia masih duduk di kelas 3. Dia seorang yang pendiam, tidak mau bermain keluar rumah dan wajahnya datar datar saja. Masa masa awal sekolah dasar adalah masa yang sulit bagi Ayyasy. Sejak awal dia sering malas ke sekolah dan tidak bersemangat main keluar rumah. Pulang sekolahpun sering dengan wajah cemberut. Saya sudah memprediksikan hal ini karena saya menyadari kekurangan yang dimiliki Ayyasy.
Kita tahu bahwa setiap anak itu unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan Ayyasy. Dari segi fisik, secara keseluruhan dia seperti anak lainnya, normal dan lengkap anggota badannya. Namun dibalik kesempurnaan badannya ada sedikit cacat yang dia miliki, yaitu pada lidahnya. Saya amati lidah Ayyasy ini agak pendek sehingga tidak bisa bebas bergerak di seputaran mulut. Alhasil dia tidak bisa melafalkan beberapa huruf dengan jelas. Ada huruf G kalau dia ucapkan jadi huruf D, huruf K , kalau dia ucapkan jadi huruf T dan mematikan huruf N jadi Ng. Misal kalau mau bilang buku maka dia akan mengucapkan butu, gigi akan menjadi Didi dan patin akan jadi pating . Setelah saya searching di internet ini salah satu bawaan lahir dan saya terlambat meresponnya. Tapi saya yakin masih bisa memperbaikinya dengan banyak berlatih. Buktinya sampai sekarang dari beberapa huruf konsonan, yang masih belum jelas sekali hanya tinggal 2 huruf saja. Alhamdulillah.
Nah dengan kekurangannya ini sudah dipastikan Ayyasy sering diejek atau dibully teman temannya. Hal inilah yang membuat dia lebih memilih diam dari pada banyak bicara karena takut diejek. Akhirnya saya mau ga mau mendatangi guru sekolahnya dan menceritakan perihal cadelnya Ayyasy ini. Saya tidak meminta perlakuan khusus untuk Ayyasy atau perlindungan, tetapi saya hanya minta agar Bu gurunya memberi pemahaman kepada anak anak lainnya tentang cara menerima, menghormati dan menghargai orang lain. Alhamdulillah gurunya kooperatif.
Namun kembali lagi ke Ayyasy sendiri, dia merasakan bahwa Allah tidak adil dengan memberinya cadel. Dia sering marah ketika sesi latihan mengucapkan huruf huruf tertentu. Dan salah satu metode menyemangati dia adalah dengan mengenang masa lalunya.
Ketika Ayyasy merasa sangat kesusahan dan hendak menyerah untuk berlatih mengucapkan beberapa huruf, saya menceritakan tentang usahanya dulu ketika dia belajar naik sepeda. Waktu itu Ayyasy merasa sangat pesimis tidak bisa naik sepeda. Sepeda yang dibelikan ayahnya jadi nganggur hampir berbulan bulan. Namun moment mudik ke Jogja membuat segalanya berubah. Disana dia bertemu dengan sepupu sepupunya yang seumuran dengan dia. Di sana dia bebas bermain terutama main sepedaan atau pit pit an . Jadi mau ga mau dia harus berlatih naik sepeda karena sepupu sepupunya setiap pagi dan sore pasti ngajak pit pit an . Di siang hari dia gunakan untuk berlatih naik sepeda dengan kemauannya sendiri. Mulai dari menuntun sepeda, mengayuh pedalnya sampai menjaga keseimbangan ketika sudah berjalan. Jatuh bangun dia berusaha agar bisa naik sepeda. Sikunya berdarah ketika dia terjatuh di jalan bebatuan, lututnya berdarah ketika dia tersungkur di tanah pasir dan badannyapun pegel pegel ketika seharian dia jatuh bangun dari sepeda nya. Namun saat itu azzamnya begitu kuat yaitu agar dia bisa ikut pit pit an dan ga selalu membonceng saudaranya, dia pengen bisa naik sepeda sendiri.
Memori dan perasaan itulah yang saya bangkitkan ketika dia merasa down, tidak percaya diri dan menyerah dengan keadaan lidahnya. Saya selalu bilang, dulu kamu ga bisa naik sepeda kan? Terus akhirnya kamu belajar naik sepeda sampai berdarah darah kan? Siku kamu berdarah, lutut kamu berdarah, kening kamu juga bahkan seluruh badan kamu jadi pegel pegel. Tapi kamu terus berusaha, berusaha dan terus berusaha. Sampai waktu itu kamu berteriak kegirangan karena kamu akhirnya bisa naik sepeda tanpa jatuh jatuh. Itu hebat Lo, kamu belajarnya hanya seminggu. Tapi karena kamu niatnya kuat dan tiap hari berusaha, akhirnya bisa juga naik sepeda dan bisa ikut pit pit an sama mas Afnan, Hamzah , mba Aida, mba dhila dan mas Umar. Seneng to...🥰
Nah kalau sudah diceritain tentang usahanya belajar naik sepeda, motivasinya naik lagi, semangatnya membara lagi dan wajah nya sumringah lagi. Dia teruskan berlatih mengucapkan beberapa huruf yang belum jelas dengan semangat.
Untuk membangun kepercayaan dirinya, bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang semua itu berasal dari Allah, saya menceritakan kisah nabi Musa Alaisalam. Seorang nabi yang memiliki cacat lidah karena ketika bayi beliau diuji Firaun untuk memilih antara roti dan bara api. Maka dengan ijin Allah nabi Musa memilih bara api agar tidak dibunuh Firaun karena jika nabi Musa memilih roti maka dia adalah bayi yang cerdas yang mungkin nantinya akan merebut kekuasaan (seperti ramalan para tukang sihir nya), namun jika bayi Musa memilih bara api,jadi dia adalah bayi biasa saja yang tidak punya kelebihan sehingga tidak bisa menghancurkan kekuasaannya.
Kisah nabi Musa inilah yang saya tekankan pada Ayyasy bahwa ternyata seorang nabi saja mempunyai kekurangan dari segi fisiknya yaitu lidahnya, apalagi kita yang hanya manusia biasa. Pasti ada hikmahnya. Tak lupa doa nabi Musa selalu dirapalkan setiap sebelum belajar.
Ternyata dua metode yang saya terapkan pada Ayyasy merupakan salah satu materi dari NLP Change Model. Mengingat masa lalu tentang suatu keberhasilan yang pernah kita capai dan memodel atau meneladani seseorang adalah dua resources yang dapat kita gali untuk menciptakan atau mewujudkan desired state. Artinya, NLP itu ternyata dekat dengan kita dan sangat kita butuhkan. So, trust me, it works 🥰🥰
#INLPS
#NLP
#AkuMenulis
#NLPforEmakEmak
Komentar
Posting Komentar