Bermula dengan Cinta, Berakhirpun dengan Cinta
Pernikahan yang abadi adalah pernikahan yang mampu membawa kita ke cinta yang hakiki, cinta yang abadi. Lalu seperti apakah tahapan pernikahan yang diawali dengan Cinta dan bakal diakhiri juga dengan Cinta?
Fakta yang ada adalah banyak pernikahan yang romantis dan indah kandas di tengah jalan. Atau banyak suami istri yang tadinya harmonis akhirnya terjadi perceraian. Ujung-ujungnya banyak pasangan jauh dari suasana CINTA , yang ada adalah kebencian, kekecewaan bahkan pembunuhan (naudzubillahindzalik).
Ternyata, untuk mencapai pernikahan yang berakhir dengan cinta abadi itu perlu melalui 5 tahapan berikut ini. Lima tahapan inilah yang perlu dilalui pasangan agar pernikahan mereka benar-benar bermula dengan cinta dan berakhirpun dengan cinta.
1. Tahap Romantic Love
Orang bilang mah ini masa-masa terindahnya atau masih pengantin baru. Semua tampak indah bahkan kejelekan atau kekurangan pasanganpun sangat kita maklumin adanya.
Mungkin ketika kita mengetahui suami kita suka "ngorok", pada tahap ini sang istri masih maklum, bahkan baginya suara ngorok suaminya adalah suara terindah pengantar tidur. Ya semua serba indah, karena cinta mereka baru saja merekah. #uhuk😉
Masa ini sering disebut juga masa penuh kebersamaan. Kemana-mana pengennya bersama. Kemana-mana selalu berdua, makan berdua, membaca buku berdua, nonton berdua dan tidur pun berdua. Bahkan dunia ini serasa hanya milik berdua, yang lain ngontrak😅
Berapa lama masa ini terjadi?
Ya sekitar tahun-tahun pertama nikahlah.
Tapi sayang, masa ini ada masa kadaluarsanya, ada yang cepat berakhir dan ada pula yang bisa berlangsung lama. Tergantung pasangan itu mau berusaha sampai kapan masa ini berlaku. Pesan saya, berlama-lama lah di tahap pertama ini.
" Kemesraan ini....janganlah cepat berlalu...." 😍
2. Tahap Dissapointed
Biasanya memasuki tahun ke 3 atau ke 5 (ga mesti, hanya kebanyakan) ,pasangan mulai memperlihatkan sifat aslinya secara total. Banyak hal yang akhirnya jauh dari harapan. Mulai dari kebiasaan kecil, sepele apalagi yang besar bisa membuat pertengkaran, dan kekecewaan.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Salah satunya karena semakin jarangnya kebersamaan. Masing-masing kini sudah hidup di dunia sesungguhnya. Semakin berkurangnya waktu bertemu, semakin kurangnya berkomunikasi, atau semakin bertambahnya beban hidup.
Apakah setiap pasangan akan mengalami hal ini?
Hampir semua bahkan tidak ada pernikahan yang luput dari tahapan ini. Yang membedakan hanyalah kadar keseriusan atau parah tidaknya situasi pada tahapan ini.
Namun berapa lama pasangan berada di tahap ini berbeda-beda. Ada yang sudah 10 tahun menikah masih saja sering terjadi konflik, ada yang 15 tahun menikah malah sering konflik namun ada juga yang hanya mengalami setahun atau dua tahun saja.
Mengapa berbeda-beda?
Bagi yang lama berada di tahap ini mereka adalah pasangan yang egois, pengen menang sendiri, keras kepala dan tidak mau berkomunikasi. Sikap-sikap seperti inilah yang membuat pasangan itu masih berkutat di tahapan ini. Jadi kuncinya kalau ingin segera melalui tahapan yang menyeramkan ini, segeralah ubah sikap kita.
Sebagai istri, harus tau kapan dia harus berhenti membicarakan hal yang sensitif kepada suami. Sebagai istri, harus tau kapan dia harus mengalah dari suami. Dan sebagai istri harus tau kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi intens dengan suami.
Lalu bagaimana dengan suami?
Sebaiknya suami lebih banyak memahami perasaan istri, lebih banyak mendengarkan keluhan dan curhatan istri dan lebih sering membantu pekerjaan istri. Ya yang ringan-ringan aja deh, jemur handuk habis dipakai mandi, cuci piring sendiri, nyuci, ngepel, atau nyetrika, hehe...#ups😅
Oya, perlu diketahui bahwa kebanyakan kasus perceraian itu karena pasangan itu tidak dapat melalui tahap kedua ini dengan baik. Makanya jangan berlama-lama kita berada di tahapan kedua ini. Segeralah menuju tahap ketiga dan keempat.
3. Tahap Memahami
"Oh, tenyata kamu memang seperti itu ya..."
Yup, mari kita pahami pasangan kita.
Suami dan istri itu sangat bertolak belakang sifat dan cara bertindaknya. Suami lebih banyak menggunakan akalnya sedangkan istri lebih banyak menggunakan perasaannya. Jangan sampai ada jarak (kesenjangan) yang jauh antara akal dan perasan keduanya. Saling bertukar pikiran dan perasaan bersama. Komunikasi yang baik dan tepat itu kuncinya.
Lah saya mah sudah memahami dia terus, kapan dia mau memahami saya?
Sekali lagi komunikasikanlah dengan baik. Masih tidak mau berkomunikasi?
Mungkin bukan tidak mau, hanya belum dicoba saja atau sudah enggan mencoba atau sudah males mencoba. Pikiran kita sudah negatif aja sama pasangan, padahal dimulai atau dicoba aja belum sudah bilang pasti ga mau diajak ngobrol.
Mulailah dari diri kita untuk membuka kesempatan mengkomunikasikannya dengan baik dan penuh cinta. Bukan karena ingin menang dan benar sendiri, tapi karena benar-benar karena cinta.
4. Tahap Menerima
Terimalah segala kekurangan dan kelebihan pasangan kita dengan ikhlas. Kita bukanlah manusia yang sempurna begitu juga pasangan kita.
Setelah menyadari perbedaan yang ada kemudian memahami dan akhinya mari kita saling menerima dengan ikhlas.
Apakah kita harus menerima segala kekurangan pasangan kita begitu saja?
Ketika pasangan kita masih dalam koridor syari, kekurangan kecil yang kadang bikin kita jengkel, ya kita terima saja. Tentu saja dengan sedikit usaha mengubah kebiasaan itu dengan dikomunikasikan yang baik.
Lah kalau ga berubah juga?
Percayalah setiap perubahan yang kita usahakan jika diiringi dengan ketulusan mencintai pasangan kita dengan mendoakanya, Insyaallah akan dikabulkan Allah. Yakinlah bahwa Allah tidak tidur, Allah maha Tahu dan Alah maha pemilik hati manusia. Dekati Dia, perbaiki ibadah kita pada-Nya. Mohonkan padanya kebaikan bagi keluarga kita...
Tulus
Ikhlas
Terus berusaha yang terbaik
5. Tahap Real Love
Tidak ada keadaan yang paling indah kecuali ketika pasangan itu sampai pada tahapan ini. Mereka saling memahami, menerima dan mencintai dengan sepenuh hati.
"Menua Bersamamu" itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan cinta yang abadi.
Apakah untuk ke tahap ini harus menunggu masa tua?
Tentu tidak.
Jangan sampai menunggu masa tua untuk sampai ke tahapan real love ini. Wujudkan sekarang juga.
Terakhir, apakah setiap pasangan yang sudah sampai ke tahapan real love ini tidak ada pertengkaran?
Oh tentu saja masih ada, hanya mereka lebih cepat dan lebih cerdas dalam menyikapinya. Lebih cepat menyelesaikannya dengan damai dan penuh cinta.
Pertanyaannya sekarang adalah, ada di tahap keberapakah pernikahan kita? Aku? Kamu?
(Mengumpulkan beberapa catatan materi Workshop Keluarga Samara bersama Pak Cahyadi Takariawan dan ibu Ida Nurlaila, @Kampung Nirwana, Cisauk, Kab Tangerang, 22 Oktober 2017)
makasih sharingnya
BalasHapusMakasih kembali kak. Ada lanjutannya lo. Cek recent artikel ya kak. Semoga bermanfaat
Hapus