Rumah Berantakan





By: Yeyen Robiah


Siapa sih yang suka rumahnya berantakan. Rumahnya kaya kapal pecah. Barang barang berserakan dimana mana. Mainan anak berserakan, lantai becek dan penuh remahan biskuit dan buku buku keluar dari raknya. Nah kalau sudah begini, biasanya yang menjadi kambing hitamnya adalah anak anak. Betul ga ibu ibu? Hehehe….kasihan ya kamu Nak..


Coba perhatikan lebih seksama lagi. Apakah benar rumah berantakan hanya karena anak anak saja? 


Ya anak anak memang suka bermain dan mengeksplorasi segala sesuatu di rumah. Misal bermain di ruang tamu dengan menumpahkan semua isi mainannya dari kardus, menurunkan buku buku dari rak bukunya, atau bahkan menumpahkan air dalam gelas yang ia temukan di meja ruang tamu. Bukankan fakta ini sudah menjadi bukti bahwa memang anak anaklah penyebab rumah berantakan. 


Ternyata fakta ini tidak sepenuhnya benar bahwa anak anak lah penyebab berantakannya rumah kita. Coba ingat ingat lagi, siapa yang menaruh gelas penuh dengan air di meja tamu? Siapa yang menaruh kardus mainan anak di ruang tamu? Dan siapa yang menaruh rak buku di ruang tamu? Anak anak kita? Tentu saja bukan. 


Mengapa centranya adalah ruang tamu? 

Ya karena ruang tamu adalah ruang yang sangat strategis bagi kita. Letaknya yang paling depan, jadi inilah ruang yang pertama kali dilihat oleh orang lain. Jadi ketika ruang tamu kita berantakan, seolah olah mewakili semua ruang di rumah kita berantakan atau rumah ini berantakan. 


Lalu bagaimana solusinya? 


Tentu saja yang pertama adalah fungsikan masing masing ruang sesuai dengan fungsinya. Ruang tamu ya kita setting benar benar ruang yang rapi dan siap untuk menerima tamu. Sebisa mungkin ruang tamu ini adalah ruang yang selalu rapi. Letakkan barang barang yang mendukung keindahan ruang tamu. Dan sebaliknya, jauhkan atau hindarkan meletakan barang barang yang tidak mendukung keindahan ruang tamu ini. Misal kita letakkan vas bunga, hiasan dinding dan meja kursi khusus tamu. Dan pindahkan kardus mainan anak, piring gelas habis makan ke ruang makan atau ruang keluarga. Rak buku bolehlah di ruang tamu, tapi usahakan isinya tidak melebihi kapasitas rak bukunya. Jadi seolah olah  bukunya  banyak menumpuk dan karena kebanyakan jadi sering tidak disentuh dan seringnya berdebu. 


Lalu bagaimana jika keluarga itu tidak memiliki berbagai ruang? Hanya ada ruang utama (bagian depan), ruang tidur, dan dapur saja? Its oke, kita bisa pakai ruang tamu atau ruang depan untuk bermain anak anak, dengan syarat, setelah bermain, kembalikan posisi barang barang seperti semula. Mainan ya masuk ke kardus mainan. Buku buku ya taruh kembali ke rak buku, sedangkan gelas air minum yang habis kita pakai ya taruh lagi ke meja makan di dapur sana. Jika semua diletakkan pada tempatnya, niscaya rumah kita tidak berantakan lagi. 


Dari uraian di atas sedikit kita simpulkan bahwa kunci rumah tidak berantakan adalah organize atau mengatur barang barang  sesuai tempatnya. Posisikan atau tempatkan barang barang  pada tempatnya. Bukankah berantakan itu berarti barang barang berserakan artinya dia keluar dari tempatnya masing masing? Maka kebalikannya, rumah yang rapi adalah menempatkan kembali barang barang atau benda benda pada tempatnya. 


Tapi wait, ada yang terlupakan. Sebelum kita organize, ada satu step yang akan memudahkan kegiatan organize ini, yaitu eliminate alias mengurangi or membuang. 


Ketika kita akan mengatur barang barang sesuai tempatnya, ternyata udah ga muat. Mainan anak sudah ga muat di kardus tempat mainan, karena semua masih ada disana. Ada mobil mobilan rusak, flashcards yang sobek sobek, boneka kepala buntung sampai gitar tak bergagang. Mainan yang baru dan rusak bercampur di dalam satu kardus mainan.  Wal hasil kardusnya penuh dan ketika mau dibereskan jadi males karena ga ada tempatnya alias overload. Keadaan seperti ini lah yang memicu anak anak enggan merapikan lagi mainannya. Cukup ditumpuk di atas kardus yang penuh sesak. Akhirnya impian ruang tamu yang rapi pun sirna. Maka salah satu stepnya ya itu tadi, eliminate barang barang yang sudah tidak terpakai. Buang Yang sudah rusak atau kalau masih layak, bisa diberikan kepada orang lain. 


Eliminate barang ini juga berlaku ke semua barang yang ada di masing masing ruang di rumah kita. Cek lemari kita, apakah masih ada baju baju yang sudah lama tidak dipakai. Cek dapur kita, apakah masih ada peralatan dapur yang sudah usang. Cek ruang keluarga kita, cek rak buku kita dan cek dompet kita apakah masih ada foto pasangan kita disana. Nah, kalau ini jangan dibuang ya, cukup ke kantor kelurahan saja untuk minta surat keterangan tidak mampu. Iya surat keterangan tidak mampu melupakanmu #eaaa πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜… . Ambyar luur ...😍😍. Ini mah bikin hati emak emak berantakan. 


Oke fix ya bu ibu, syarat rumah ga berantakan itu cuma dua, eliminate dan organize. Yang masih punya baby tralala, ga usah khawatir, I know you and I feel you Mak. Berantakan ketika bermain dengan si kecil sih fine fine aja, but abis itu, yuk kita beresin lagi. Eh berantakan lagi, ya kita beresin lagi. Eh kita capek beresinnya, ya istirahat dulu. Ambil nafas dan rebahan sejenak trus kita beresin lagi. Insya Allah pahala mengalir sederas keringat yang menetes setiap saat demi anak anak dan keluarga kita tercinta. Sudah ada niatan dan usaha untuk memberikan yang terbaik buat keluarga tercinta adalah prestasi luar biasa bagi kita, para emak emak hebat. Tetap selalu sabar dan ikhlas yo Mak. 


Semangat beberes everyday ya Mak. Semoga kita sehat wal afiat dan bahagia selalu mendampingi keluarga  kita tercinta. Love you and you...😘😘😘


Sumber bacaan: Ajipedia






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD