Bermain Setulus Hati


By: Yeyen Robiah



Gadis kecil berambut lurus, bermata sipit, berkulit putih dan hidung yang ga terlalu mancung, sebut saja namanya Aira adalah sosok gadis kecil yang periang, senang bercerita dan senang menggambar. Hampir setiap bertemu kertas nganggur, tangannya ga bisa diam. Segera dia ambil pensil dan mulai menggambar. Sampai kardus susu bagian  dalamnya ikut dia gambar. Karena kebutuhan kertasnya sangat banyak, akhirnya saya sengaja membelikan dia satu rem kertas hvs. Senangnya dia dengan tumpukan kertas kosong melebihi senangnya dia dapet mainan masak masakan. Oiya, kini dia sudah masuk SD dan sudah mulai mengenal tulis menulis, jadi sekarang saya menyarankan agar setiap setelah menggambar, coba tulis apa saja yang berhubungan dengan gambarnya. Bisa dengan menuliskan nama bendanya, perasaannya, atau bahkan bagaimana kejadiannya. Meski belum berbentuk kalimat, masih dalam bentuk kata kata lepas, menurut saya itu sementara sudah cukup. Nanti bisa digali lagi  ketika dia mulai bisa  bercerita dan menulis. 


Itulah sekilas sosok Aira yang dulu "digudang gudang" sebagai anak bungsu dari 4  bersaudara, tapi ternyata kini dia punya adik kembar. Orang bilang bahwa Aira anak bungsu ga jadi, hehe..ada ada saja. Namun dengan predikatnya sebagai bungsu yang ga jadi dan sekarang jadi kakak dari dua adiknya, tidak menjadikan Aira kecewa atau cemburu seperti yang banyak orang katakan. Ada yang bilang, kasihan ya Aira, sekarang punya adik, bakalan kurang perhatian tuh. Atau, kasihan ya Aira, dulunya paling disayang sayang sekarang harus berbagi kasih sayang ama dua adiknya. Marah, sedih, mangkel kalau ingat omongan omongan itu, tapi kini sudah bisa netralinnya. Senyumin saja, toh itu semua hanya omongan orang yang ga bisa menyakiti kita jika kita tak mengijinkannya. 


Menjadi seorang ibu itu memang harus peka terhadap apa saja yang terjadi pada anaknya, termasuk pada Aira.  Setelah tahu saya hamil,  saya selalu melibatkan Aira. Mulai dari ke bidan setiap bulannya, cari makan atau buah buahan waktu trimester pertama, beli baju baju bayi, sampai memilihkan nama buat adiknya. Terlebih setelah tahu bahwa adiknya ada dua, makin semangat dia berburu ini itu untuk menyambutnya. Selain itu kontak batin juga terus saya usahakan. Dengan mengajak ngobrol adiknya yang sejak di dalam perut, sampai adik adiknya lahir pun dia masih rajin ngajak ngobrol dan bernyanyi untuk mereka. Inilah yang  menjadikan latar belakang Aira sampai sekarang menjadi idola adik adiknya. 


Kita tahu bahwa bermain adalah dunianya anak anak. Bermain dengan segala macam cara, jenis dan medianya sangat disukai anak anak, termasuk si kembar, adiknya Aira. Namun sebagian orang tua, ibu khususnya, agak kurang peka dengan kebutuhan  ini. Hal ini karena ibu itu sudah memiliki banyak tugas dan bebannya. Jadi kadang menemani anak anak bermain itu hanya selingan saja. Bermain sambil masak, sambil mencuci dan yang trend sekarang adalah sambil pegang hp. Salah? Ga sepenuhnya salah karena kita ga tau persis alasan mereka melakukan itu. Tapi sejak saya belajar  NLP dan parenting, saya jadi tahu bahwa anak itu benar benar butuh kehadiran orang tuanya atau ibunya secara utuh ketika bermain. Mereka kerasa lo kalau kita duakan. Kadang tiba tiba nangis, melempar barang barang, berteriak atau marah marah. Mereka butuh perhatian kita seutuhnya. Inilah yang saya rasakan selama ini. Saya masih belum bisa hadir seutuhnya ketika bermain dengan mereka. 


Beda halnya dengan Aira, kakak dari si kembar ini. Adik adiknya begitu setia menunggu Aira selesai kbm online atau pulang sekolah offline.  Dan ketika Aira datang, adik adiknya begitu senang. Mereka langsung antusias bermain dengan ceria. Main petak umpet, kejar kejaran, masak masakan dan kalau sudah capek diakhiri dengan menggambar bersama. Aira begitu all out dalam bermain dengan adik adiknya. Tanpa pegang hp, tanpa pegang cucian ataupun pegang buku bacaannya. Berlarian kesana kemari, loncat loncat,  saling memanggil dan begitu konsentrasi ketika mewarnai gambarnya. Adik adiknya pun tertawa lepas bahagia dan mereka jarang menangis atau melempar barang barang untuk mencari perhatian. Aira benar benar bermain setulus hati.


Lalu bagaimana dengan ibunya? Jangan tanya lagi ya. Meski belum bisa bermain se all out Aira, kini saya usahakan untuk meluangkan waktu bermain khusus, benar benar tanpa selingan yang lain. Biasanya saya lakukan di pagi hari setelah kakak kakaknya ke sekolah offline ataupun online atau sore hari setelah makan dan mandi sore. Meski waktunya belum bisa terlalu lama, tapi saya usahakan sepenuhnya hadir jiwa raga membersamai mereka. Nah kalau sudah waktunya mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, saya melibatkan mereka dalam pekerjaan itu. Saat mencuci, mereka akan mengangkat cucian bareng bareng, atau saat harus pegang hp, saya akan ikut bernyanyi bersama mereka. Dan akhirnya kalau saya ga bisa menemani mereka,  saya selalu minta bantuan Aira untuk menemani adik adiknya bermain. Terima kasih Aira 😘πŸ₯°. 


So, dari episode ini saya dapat belajar dari seorang Aira bahwa menjadi teman yang baik itu tidak cukup hadir secara fisik saja. Dibutuhkan kesungguhan dan keikhlasan  hati untuk benar benar hadir jiwa dan raga. Kebahagian orang yang kita temani dengan bersungguh sungguh akan terlihat beda dengan kebahagiaan yang ditemani hanya dengan fisik saja apalagi dengan banyak selingan. Maafkan ibu ya Nak. 



Oiya, bermainnya mereka ini jangan dibayangkan terus terusan berlarian  kesana kemari ya. Kalau memang sudah capek,  mereka akan nonton film bersama. Sambil menonton  bersama inilah mereka bernyanyi gembira, berteriak teriak bahagia, dan tertawa lepas bersama. Kalau sudah begini, ibunya bisa sedikit tarik nafas, merem sejenak dan ngeluk boyok, or rebahan sebentar lah. Hehhe...


 

So, nikmat mana lagi yang  kau dustakan wahai ibu? Anak anak sehat, bahagia, dan ceria. Cukuplah kehadiran mereka ini menjadi semangat kita untuk memberikan yang terbaik buat mereka. Belajar dan terus belajar menjadi ibu yang baik. Mengamalkan apa apa yang sudah dipelajari di universitas kehidupan ini. Dan mengeavaluasi apa apa yang sudah kita perbuat selama ini yang kita jadikan acuan agar kita menjadi lebih baik lagi kedepannnya.


Salam hangat buat anak anak kita😘😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD