Istirahatlah, Bu



By: Yeyen Robiah


Pernah ga merasa sehari 24 jam itu ga cukup? Kayanya sudah bangun pagi sekali, ngerjain ini itu, nemenin anak daring, ngulang pelajaran anak di malam hari, melayani suami,  bermain ama anak, masak, nyuci dll, itu pekerjaan kok ya ga selesai selesai ya? Waktunya kurang.  Setiap hari berulang terus dan terus tapi selalu saja ada yang kurang. Capek, lelah, capek dan lelah sangat.  Akhirnya emosi ini kena imbasnya. Sering uring uringan ga jelas, marah marah atau malah nangis di pojokan dapur. 


Menjadi istri dan ibu itu memang luar biasa. Ibu yang oleh Nabi Muhammad disebut sampai tiga kali, adalah isyarat bahwa ibu itu luar biasa. Ibu yang menjadi sekolah pertamanya anak anak, ibu yang menjadi tiangnya negara, ibu yang di telapak kakinya terdapat surga, dan ibu itu adalah  kita. Kita semua yang sering bangun malam karena anak rewel, kita yang mengandung dan melahirkan dengan bertaruh nyawa, kita yang memandikan, menyuapi dan membersihkan pup dede bayi meski kita sedang makan,  kita yang sering dijadikan tempat berlabuhnya keluh kesah anak, bahkan kita yang ikut banting tulang demi kecukupan keluarga. 


Ga usah dibayangkan betapa beratnya beban seorang ibu. Beban lahir dan batin. Beban fisik dan psikis. Beban pikiran dan perasaan. Semua berbaur menjadi satu dalam satu tubuh yang lemah, namun dibalik kelemahan tubuhnya itu tersembunyi kekuatan super yang luar biasa. Hatinya yang banyak menyimpan berjuta rasa dan asa kehidupan. Ya, itu kita. Ibu...


Capek ya, Bu? Lelah? Istirahatlah sejenak. Ga perlu lama lama karena memang kita ga punya waktu yang lama. Istirahatlah sambil muter cucian di mesin cuci, dan lihatlah kedalamnya. Cucian itu kotor dan bau. Kemudian berbaur menjadi satu dan kini berbusa dan harum dengan sabun cuci yang baru saja kita taburkan kedalamnya. Berputar ke kanan ke kiri. Angkat ke atas, masuk lagi kedalam. Terus saja berputar. Tapi lihatlah, kini cucian itu menjadi bersih. Noda dan kotorannya telah luntur dalam air yang menghitam. Air itu kini telah keluar dan terbuang dari mesin cuci. Tinggallah cucian baju kita yang bersih dan harum.


Capek ya, Bu? Lelah? Istirahatlah sejenak. Ga perlu lama lama karena kita memang ga punya waktu yang lama. Istirahatlah sambil mencuci piring.  Coba hirup segarnya sabun lemon berwarna hijau itu. Sambil mengusap usap setiap piring yang kotor teruslah bertasbih. Sambil mengusap usap setiap gelas dan sendok yang kotor teruslah bertahmid. Sambil menggosok pantat panci yang menghitam teruslah beristighfar. Bayangkan kita sedang membersihkan diri ini yang penuh dosa. Dosa yang menghitam hingga berlapis lapis yang bisa luntur dan bersih kembali dengan "mencuci" dan memberinya sabun.  Meski kita tahu akan terasa agak pedih proses ini tapi setelahnya akan bersih dan harum.


Seperti itulah Bu jalan kehidupan kita menjadi seorang ibu. Mengabdi kepada keluarga sepanjang hayat. Mengabdi kepada keluarga bukan untuk sesaat. Mengabdi kepada keluarga demi akhirat. Biarlah lelah badan ini, namun hati kita harus tetap kuat dan bahagia. Jangan rusak pahala kita dengan keluh kesah dan marah marah. Berusaha belajar ikhlas setiap saat. Berdamailah dengan diri sendiri dan cintailah diri ini. Betapa mulianya seorang ibu yang Allah janjikan surga dengan masuk dari pintu mana saja. Tetap jaga hati kita jangan sampai terkena bisikan syetan yang akan merusak keridhoan Allah pada kita. Kitalah penguasa pikiran dan perasaan kita sendiri. Jika lelah, istirahatlah, Bu. Jika kecewa, menangislah, Bu. Namun sebentar saja, tak perlu lama lama karena kita memang ga punya waktu yang lama, di dunia ini. 


Istirahatlah bu. 

Istirahatlah sejenak, jangan lama lama, karena kita memang ga akan lama lama. Dunia ini fana, bu. 


Salam peluk cium buat kita semua 😘😘😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD