Postingan

3 Cara Ampuh Membersamai Anak Menemukan Keunikannya

Gambar
Oleh: Yeyen Robiah Anak adalah sosok manusia mungil yang dianugerahi kesempurnaan sebagaimana manusia dewasa. Namun satu hal yang membedakannya adalah belum sempurna akal dan pikirannya. Peran orang tua, guru, teman dan lingkungan sekitarnyalah yang akan membentuk karakter mereka. Selanjutnya karakter mereka akan berpengaruh pada perkembangan akal dan pikirannya. Apakah akan berkembang ke arah yang positif atau ke arah yang negatif. Anak itu juga manusia ciptaan Allah yang luar biasa. Diciptakan dengan segala keunikannya masing masing. Tidak ada satupun anak yang sama persis satu sama lain. Keunikan ini bisa berupa potensi ataupun kelebihan yang dimiliki masing masing anak. Dengan memahami bahwa anak itu memiliki keunikan,  maka tugas selanjutnya adalah mengenali, menggali dan menemukan keunikan tersebut agar bisa dimaksimalkan dengan baik.  Setiap anak juga memiliki beragam keunikan. Bisa jadi masing masing anak tidak hanya memiliki satu atau dua keunikan namun bisa lebih dari itu. Ke
Gambar
5 Rutinitas Yang Sebaiknya Dibiasakan Sejak Dini Oleh: Yeyen Robiah Percayakan ya bund kalau anak itu adalah peniru ulung yang hebat. Apapun yang dia lihat dan dia dengar akan dengan mudah dia tiru. Hal ini dikarenakan otak mereka sedang berkembang dengan pesatnya. Kondisi ini tentu saja bisa menguntungkan kita dan bisa juga merugikan kita. Menguntungkan karena  mereka bisa meniru hal hal yang baik dan merugikan karena mereka juga bisa meniru hal hal yang buruk dari kita dan orang di sekitarnya.  Keadaan seperti ini membuat orang tua harus ekstra hati hati dalam bertindak. Orang tua dan orang orang dalam keluarga adalah role model bagi si anak. Otaknya siap menyerap berbagai informasi. Mata dan telinganya siap merekam dan tingkah lakunya siap memutar kembali apa yang dia serap dan dia rekam itu. Maka dari itu diperlukan kesadaran orang tuanya untuk benar benar menampilkan figur teladan bagi mereka.  Satu hal utama yang bisa kita ajarkan dan biasakan  sejak dini adalah rutinitas atau ke

Jangan "Pekewuh" Dengan Anak Sendiri

Gambar
"Jangan pernah sombong dengan keadaan keimanan kita saat ini karena kita tidak tau akhir hidup kita seperti apa". Hal yang selalu saya ingatkan pada diri sendiri dan anak anak saya.  Saya selalu mengingatkan, jangan sampai kita  merasa aman dengan keadaan iman kita yang merasa tak mungkin tergoda dengan hal hal negatif, lalu kita masuk ke lingkungan itu, masuk ke komunitas itu, hanya dengan berbekal keimanan yang kita rasa "aman" tadi.   Perlu kita sadari, setan itu licik, pintar dan akan berusaha mencari seribu jalan agar anak manusia mengikuti jejaknya. Awalnya setan akan membisikkan pada manusia ,  ga papa lah main dengan komunitas X, kamu ga mungkin terpengaruh kok, kan iman kamu bagus. Kan kamu tau kok mana yang haram dan mana yang halal. Kamu tau kok kalau itu maksiat, kamu tau kok kalau kamu ga bakal ngelakuin hal hal yang kebanyakan komunitas itu lakukan. So, ga papalah maen maen kesana.  Ah, begitu liciknya setan ini, apalagi bisikan bisikan  itu masuk ke t

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD

Gambar
Mungkin cerita ini biasa saja bagi para dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang setiap hari mengabdi dan melayani masyarakat di rumah sakit terutama di instalasi gawat darurat. Namun bagi saya yang alhamdulillah jarang masuk RS kecuali karena lahiran dan operasi farm beberapa tahun yang lalu, cerita dan situasi di IGD itu luar biasa , mengandung banyak bawang dan hikmahnya. Tulisan ini saya buat sambil menunggu anak saya yang nomor 4, Aira, di RS Pena 98 karena DBD dan tipes di penghujung bulan Oktober 2022 ini.  Menunggu anak sakit sambil menulis? Ya, karena menulis adalah cara saya melepaskan emosi emosi negatif, menguraikannya dan merajutnya kembali menjadi emosi emosi positif yang membuat saya bangkit lagi. Oiya, sedikit pendahuluan, sebelum Aira dirawat, pekan sebelumnya kakaknya yang kuliah di IPB sudah masuk rumah sakit duluan selama 6 hari dengan diagnosa DBD. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan saya saat itu. Anak jauh dari rumah sedang menuntut ilmu, sakit dan dirawat tema

3 Cara Mengajarkan Disiplin Pada Anak Melalui Sholat

Gambar
Anak adalah peniru ulung yang hebat. Ungkapan ini sering kita dengar dan baca saat kita bicara seputar pendidikan anak. Bagaimana tidak, mereka akan dengan cepat meniru apa apa yang mereka lihat, dengar dan ucapkan. Hal ini dikarenakan otak anak ada dalam fase perkembangan yang sangat pesat. Otak mereka ibarat spon yang mudah sekali menyerap cairan yang ada di dekatnya. Keadaan ini biasanya terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun, atau sering disebut dengan golden age. Momen seperti ini tentu tidak boleh kita lewatkan begitu saja. Sebagai orang tua sebaik memanfaatkan momen ini dengan tepat. Misalnya saja bisa kita gunakan untuk mengajarkan kedisiplinan pada anak. Nah bagi seorang muslim, mengajarkan kedisiplinan pada anak bisa dilakukan melalui media sholat 5 waktu.  Bagaimana caranya? Yuk baca artikel ini sampai selesai. Mengajarkan kedisiplinan sejak dini sangatlah penting. Jika anak sudah terbiasa disiplin maka kemungkinan besar ketika dia beranjak dewasa akan lebih mudah mengambil

Ajarkan Anak Berterima Kasih Tapi Jangan Lupa Ajarkan Juga Satu Hal Ini

Gambar
  Pulang sekolah, wajah Aira tampak sedih. Tak ada senyuman manis dan mata sipitnya yang makin sipit. Aira menaruh tas, sepatu dan bajunya tanpa berkata kata. Wah, ada yang ga beres nih.  Setelah merapikan tas, baju dan sepatunya, aku tawarkan makan siang dengan sayur kesukaannya. Aku ajak dia makan dengan sayur sop bakso kesukaannya. Dia mulai tersenyum tipis, wajahnya pun mulai ceria lagi. Perlahan wajah sedihnya pun hilang. Senyum dan tawanya mulai terdengar lagi apalagi saat dia mulai bermain dengan adik kembarnya. Ah, hati ibunya pun jadi lega.  Namun, sebagai seorang ibu pasti penasaran kan ya, kenapa wajah yang biasanya ceria kok tadi terlihat sedih. Ibunya dah siap siap ngobrol cantik nih. Setelah Aira terlihat tenang dan santai, perlahan aku mulai ngajak ngobrol. Setelah ngobrol ngalor ngidul, ngetan ngulon, akhirnya sampai juga ke intinya.  "Hem..hem..", ibunya mode on agak serius.  "Mba Aira, tadi di sekolah seneng kan?" "Em..iya seneng. Tapi ada ga

Memaknai Sebuah Episode Dalam Rumah Tangga

Gambar
Ibu… Ibu pernah bertengkar dengan suami? Atau pernah berselisih paham dengan suami? Pertengkaran ataupun perselisihan dalam rumah tangga itu hal yang wajar selama masih bisa dikendalikan dan tidak menjurus pada hal yang membahayakan. Namanya juga dua manusia yang memiliki karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, isi kepala yang berbeda dan isi hati pun berbeda, sedikit kurang pas atau kurang sreg itu pasti ada.  Sejenak kita ingat episode episode pertengkaran kita atau perselisihan kita dengan suami. Hal apa saja yang biasanya memicu kejadian itu? Kapan saja biasanya terjadi? Dan dalam keadaan yang bagaimana biasanya terjadi?  Pertanyaan pertanyaan diatas jika kita jawab dengan jujur maka akan muncul gambaran jelas beberapa episode pertengkaran kita dengan suami. Layaknya sebuah film, kejadian itu mulai bermain main lagi di pikiran kita. Tempatnya, waktunya, permasalahannya dan raut raut wajah seperti apa yang terpampang waktu itu. Dan biasanya rasa sakit, kecewa, marah, dan sedi