Menulis itu Obatnya para Ibu
By: Yeyen Robiah
Profesi menjadi seorang ibu itu katanya profesi yang mulia, banyak pahala tapi rasanya rupa rupa. Ada rasa bahagia, rasa gembira namun ada juga rasa kecewa, rasa lelah, rasa sedih dan putus asa. Semua ini bukanlah mitos atau khayalan belaka tetapi fakta dan realita.
Seorang ibu yang bangun paling pagi dan tidur paling akhir merasakan lelah yang luar biasa. Lelah fisik maupun lelah batin. Badannya yang lemah menjelma menjadi kuat bak superhero yang bisa mengangkat galon, gas, ataupun menggendong anak seharian ketika anaknya rewel atau sakit. Pekerjaan rumah tangga yang tak habis habisnya siap dilahap oleh sang ibu. Mulai dari urusan dapur, kasur, sumur, antar jemput anak anak, bahkan masih harus menjadi guru anak anak ketika pandemi ini.
Urusan mental atau jiwa pun tak kalah bikin lelahnya. Menghadapi anak yang tantrum, anak yang susah diatur atau bahkan suami yang tak juga bisa "dirangkul". Muncul berbagai rasa dalam dada, ada rasa kecewa, sedih, lelah, bahkan putus asa. Semua itu seakan menguras habis energinya untuk sekedar tersenyum. Jiwa dan raganya begitu sangat lelah.
Namun siapa sangka segala kelelahan jiwa dan raganya seorang ibu itu ada obat penawarnya. Obat yang mampu membuatnya mulai tersenyum dan bahagia kembali. Obat itu namanya MENULIS.
Lah, kok malah menulis? Bukankah menulis itu malah pekerjaan yang susah, perlu pemikiran yang serius dan ketenangan? Kapan ibu rumah tangga bisa duduk manis di depan laptop, merangkai kata kata apik sehingga menjadi sebuah artikel yang siap dibaca orang banyak? Begitu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan seorang ibu sehingga menulis adalah sebuah aktivitas yang mustahil dikerjakan. Nah, bagaimana mungkin menulis malah bisa menjadi obat kelelahan jiwa dan raganya para ibu rumah tangga. Mungkin pemikiran seperti itu muncul dalam benak kita.
Coba kita perhatikan sejenak, apakah benar menulis itu pekerjaan yang sulit bagi para ibu? Lihat di FB, dimana kebanyakan pemakainya adalah kaum perempuan yang notabene para ibu rumah tangga. Di FB banyak status yang diposting berkaitan dengan kebahagiaan, kesedihan, dan tentu juga berbagai penawaran produk atau jasa. Tulisan tulisan yang diposting di FB itu sudah cukup menjadi bukti bahwa menulis itu mudah dan ternyata bisa membuat penulisnya (para ibu) lebih rileks, plong dan mulai bahagia. Yup inilah bukti nyata bahwa ternyata menulis itu tidak seribet yang kita bayangkan selama ini.
Nah, dari sini kita bisa ambil kesimpulan bahwa sebenarnya seorang ibu rumah tangga itu memerlukan media penyaluran uneg unegnya agar tidak sesak dalam dada. Media itu adalah MENULIS. Dengan menulis kita bisa mengeluarkan segala perasaan kita. Kita bisa mengungkapkan rasa sedih, kecewa, terluka ataupun putus asa. Rasa rasa negatif itu setelah kita tuangkan dalam tulisan membuat hati kita plong. Nah setelah hati kita plong, maka biasanya kita tidak sedih lagi, tidak kecewa lagi ataupun tidak putus asa lagi. Artinya dengan menulis kita bisa menguraikan masalah dan menata pikiran kita kembali. Selain itu dengan menulis juga kita bisa intropeksi diri dan siap mencari solusi atas segala permasalah yang sedang dihadapi. Perlahan hati kita tenang kembali dan semangat menjalani hari hari.
Agar kegiatan menulis ini benar benar bisa menjadi media penenang diri dan penyembuhan diri, maka yang perlu kita lakukan saat menulis adalah menulis saja apa yang dirasa atau apa yang terjadi. Namun ada satu hal yang harus diperhatikan jika kita menulis di media sosial, bahwa tidak semua yang terjadi dan kita rasa harus ditulis di medsos atau FB secara terbuka. Jika ingin benar benar bebas menulis, maka media yang tepat adalah dengan menulis diary ataupun jurnal. Nah kalau kita sudah terbiasa menulis diary ataupun jurnal setiap hari, maka lama kelamaan kita bisa menyaring tulisan mana yang bisa dishare ke publik dan tulisan mana yang cukup disimpan dalam lembaran lembaran buku. Kalau itu memberikan manfaat, menginspirasi ataupun memberi pembelajaran hidup, maka silakan tulisan itu dishare di media sosial. Nah rumah yang pas untuk tulisan tulisan kita itu adalah di blog karena spacenya lebih luas, lebih gue banget dan pastinya terlihat lebih elegan dan profesional.
Dari pemaparan diatas itulah maka saya pribadi masih hobi tulis menulis terutama menulis di rumah sendiri yaitu di blog. Menulis itu bisa membuat hati plong, beban kita berkurang dan pastinya dengan menulis sejatinya kita sedang menata pikiran. Menata pikiran dengan perlahan menguraikan segala rasa dan asa dalam untaian kata yang akhirnya memiliki makna yang bisa kita ambil hikmahnya.
Jadi, finally, ayo para ibu ibu hebat, kita sehatkan jiwa dan raga dengan menulis. Menulis itu bisa menata pikiran, menata rasa dan menata perilaku. Jiwa kita sehat dan pastinya raga kita juga sehat. Siap menjalani hari hari hebat sepanjang hayat.
Semangat menulis ibu ibu hebat 💪😍
#SayaMasihMenulis
#WBMenulis
makasih sharingnya, menulis membuat kita punya salah satu jalan keluar dari masalah juga
BalasHapusSemoga bermanfaat ya mba...🙏
Hapus