Gambaran Aira 




By: Yeyen Robiah


Salah satu ibadah yang dilakukan seorang muslim setiap harinya adalah sholat. Dari beberapa hadits populer kita  tahu bahwa pengenalan sholat dan pembiasannya itu sebisa mungkin dibiasakan sedini mungkin. Namun pembiasaannya secara batasan umur dimulai sejak usia 7 tahun dan ketika berusia 10 tahun sudah mulai harus rutin jika tidak maka orang tua wajib memberi nasehat yang lebih keras. 


Hal inilah yang saya lakukan juga kepada anak anak saya, pun orang tua muslim lainnya. Termasuk kepada Aira, anak saya nomor 4 yang berusia 6,5 thn. Kini Aira sudah masuk jenjang sekolah dasar. 


Suatu hari Aira pulang sekolah dengan wajah sedih dan murung. Tidak seperti biasanya dia pulang dengan wajah sedih. Setelah salin baju, cuci tangan,kaki dan wajah, saya menyiapkan cemilan biskuit kesukaannya. Dengan wajah tidak bersemangat tapi karena lapar, akhirnya Aira mendekati saya dan mulai ngemil. Beberapa saat kemudian, wajahnya sudah agak segar. Senyum tipisnya dan mata sipitnya mulai berbinar lagi. Perlahan saya mengajak dia ngobrol santai. 


"Mba Aira tadi kok wajahnya kelihatan sedih pas pulang sekolah?" ,tanya saya hati hati sambil tetap pasang senyum manis. 


"Iya bu, Aira tadi harus ngisi daftar sholat..lah Aira banyak yang bolong karena ga pernah sholat. Subuh sama ashar tuh", jawabnya sambil mengunyah biskuitnya perlahan. Senyum imutnya terlihat dipaksakan semanis mungkin. 


"Oh, tentang sholat ya? " tanyaku sambil menatap mata sipitnya dan disertai anggukan kepalanya yang berambut hitam lurus sebahu. 


Kuingat ingat lagi kalau selama ini Aira memang belum sholat 5 waktu full. Setiap diajak sholat berjamaah, ada saja alasannya. Yang capek lah, mau jaga adek saja lah sampai mukenanya yang selalu menghilang ketika Aira mau sholat, hehehe…


Untuk alasan yang terakhir ini lebih sering terjadi. Alasan jaga adiknya sudah ada solusinya yaitu dengan sholat bergantian dengan anak sulung saya yg perempuan. Alasan capek, biasanya saya cut bahwa saya mau nunggu beberapa menit untuk istirahat. Eh setelah ditunggu, anaknya malah main sama adiknya. Lah katanya capek mba kok malah lari larian, hadehhh...


Alasan Terakhir yaitu ga ketemu mukena pas mau sholat ini kadang bikin ibunya geregetan. Ketika sudah siap sholat, Aira masih ubek kesana kemari nyari mukena. Meski sudah berkali kali dikasih tau kalau setelah sholat, taruh mukena pada tempatnya, namun berkali kali juga Aira belum disiplin. Seringnya setelah sholat, Aira langsung main sama adik adiknya masih dengan bermukena. Kadang main lari larian, petak umpet atau bahkan main pocong pocong an...hahaha😅. Dan bisa ditebak mukenanya naruhnya bisa dimana saja. Kadang ada di kamar ibunya, kamar kakaknya bahkan di mobil mobilan dorong adeknya. 


Keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Kebiasaan sholat yang sedang dibangun akan runtuh hanya gara gara mukena yang nomaden. So okelah, ibunya harus cari cara biar mukenanya selalu ready ketika mau dipakai, jadi sholat pun lancar jaya ga ada istilah ga sholat dulu karena mukenanya belum ketemu. 


Langkah pertama bagi para ibu untuk menghadapi masalah dengan anak anaknya adalah dengan ngobrol. Kebetulan Aira ini anaknya suka ngobrol alias ceriwis. Akhirnya masuklah saya ke dunia ceriwisnya Aira. Selain itu dia suka menggambar terutama menggambar orang. Nah, kutemukan momentum dan passion yang pas. 


"Aira sedang apa?" Aku lirik kertas hvs nya yang sedang digambar.


"Aira lagi ngegambar bu, ibu mau digambarin apa?" Jawab Aira dengan semangat.


"Aira bisa ga ngegambar keluarga kita semua?"


"Emm..ngegambar bapak ibu, mba, mas dan adek ya bu?" Jawabnya sambil berhenti sejenak. Matanya melirik ke atas, trus kebawah. 


"Bisa aku bu." Jawabnya dengan ceria.


Aku tersenyum dan kasih jempol. Kulihat Aira mulai menggambar. 


Beberapa menit kemudian gambaran Aira sudah jadi. Disitu dia menggambar bapak ibu di tengah, lalu di sebelah kanan dan kiri  ada Aira,kakak kakaknya dan adik adiknya. Posisinya seimbang, 3 di kanan dan 3 di kiri bapak ibunya. Di gambar itu terlihat tangan kami bergandengan. 


"Aira suka gambar ini?"


"Suka bu, ini kan kita semua" 


"Aira mau kita semua bersama terus? "


Sejenak dia terdiam, entah apa yang ada dalam pikirannya. 


"Iya, mau dong bu. Tapi kan mas Umar di jogja bu, jadi kita ga bisa kumpul."


"Oh iya. Tapi mas Umar kan di Jogja karena sekolah. Jadi ga papa nanti setelah selesai sekolahnya kita bisa kumpul lagi." Jawabku singkat. Aku lupa kalau ada bujangku yang di jogja...hehe


"Nah kalau kita bisa bareng di dunia, kira kira di akhirat atau di surga nanti bisa bareng lagi ga ya?".


Aira tidak menjawab dia masih asik dengan mewarnai gambarannya. 


"Ya kita pasti bareng bareng di surga bu." Jawabnya masih sambil mewarnai


"Tapi kalau mau bareng bareng di surga, kita sholatnya juga bareng bareng dong. Ibu sholat, aira juga sholat. Kan sama tuh".


"Oh iya ya, jadi harus shalat kaya ibu dan bapak ya, biar bisa sama sama di surga nanti". Matanya berbinar.


Kuelus rambut lurusnya yang hitam. Suara cemprengnya mulai sibuk bercerita tentang gambarnya tadi. Tentang tangan kami yang bergandengan, bentuk tangan yang besar besar, dan lain lain. Terakhir,  Aira menuliskan judull gambar itu, Anton's Family. 


"Jadi mulai sekarang Aira sholat bareng ibu lagi ya" ,aku mulai membuat keputusan setelah ngobrol ngobrol tadi. Aira mengangguk angguk. Dia mulai merapikan gambarannya. 


"Nah, sekarang ayo cari dulu mukenanya, biar nanti pas sholat dhuhur bisa langsung sholat." Aku mulai beranjak mencari mukena Aira. Kulihat Aira juga meninggalkan gambarnya tadi dan mulai mencari mukenanya. 


"Nih mukenanya ada di keranjang baju gosokan. Mau ditaruh dimana nih?" Suaraku terdengar agak melengking, karena agak kesel juga lihat mukena ada di tempat yang bukan tempatnya. 


"Hehe..iya Bu. Mukenanya mau aku taruh di atas mukena ibu aja ya. Jadi biar setiap ibu mau sholat,aku juga sudah siap sholat" jawabnya sambil meringis lanjut garuk garuk kepala. 


"Sip, jadi, dimana ada mukena ibu, disitu ada mukena aira ya." 


Kami tertawa bersama. 


"Iya Bu, biar kita bisa masuk surga bareng bareng ya Bu."


"Tos..iya dong" 


Ah, Aira...kamu sukses bikin ibumu ini bercermin. Masih banyak kekurangan dan kekhilafan ibumu dalam mendidik dan membimbingmu. Surga, sebuah tempat yang membuat ibumu ini selalu ingin belajar memantaskan diri menuju kesana. Kita bergandengan ya Nak...bismillah.







Komentar

  1. MasyaAllah jadi sambil belajar juga bacanya.. sweet banget

    By : Intan Dian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bun. Semoga bermanfaat cerita harian saya ini. 🙏

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD