Ibu Rumah Tangga Belajar NLP. Why Not?
By: Yeyen Robiah
NLP atau Neuro-Linguistic Programming mungkin bagi sebagian besar kalangan ibu rumah tangga adalah hal yang baru didengar. Berdasarkan survey kecil kecilan yang saya lakukan kepada teman sesama ibu rumah tangga, kebanyakan dari mereka memang masih awam dengan NLP. Nah, kita kenalan dulu yuk sama NLP. 🤩
Menurut Darmawan Aji dalam tulisannya di artikel Mengapa Belajar NLP, dijelaskan bahwa NLP adalah sebuah disiplin ilmu yang mengkaji hubungan antara pikiran, perilaku dan bahasa. Artinya dengan belajar NLP kita akan mengetahui bagaimana bahasa yang kita gunakan dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku kita ataupun orang lain sehingga tujuan berupa perubahan keadaan yang kita inginkan dapat tercapai. Selain itu dalam NLP juga kita akan belajar dua materi pokok, yaitu personal excellence dan relationship excellence. Jadi dengan belajar NLP, ilmunya ini bisa diterapkan pada diri sendiri ataupun pada orang lain, seperti mengelola emosi, manajemen diri, berkomunikasi yang baik, menjalin hubungan yang baik bahkan bisa membantu orang lain memecahkan masalahnya.
Emosi, manajemen diri dan komunikasi adalah kata yang paling dekat dengan para ibu rumah tangga. Emosi sering terkait dengan adanya ketidakstabilan emosi yang dialami oleh para ibu rumah tangga. Ketidakstabilan emosi ini mengakibatkan ibu rumah tangga rentan terhadap stres. Menurut salah satu artikel di rubrik kesehatan mental hellosehat.com, bahwa ibu rumah tangga itu rentan stress karena ketidakstabilan emosi. Ketidakstabilan emosi ini akibat adanya kelelahan fisik dan jiwa. Selain itu tidak adanya dukungan atau support dari orang orang terdekat menyebabkan ibu rumah tangga merasa sendiri dalam menghadapi segala permasalahan rumah tangganya. Jadi dibutuhkan sebuah komunitas yang pas yang dapat membantu mereka dalam mengelola emosi dengan baik.
Namun ketidakstabilan emosi tidak hanya dialami ibu rumah tangga yang di rumah, melainkan juga dialami ibu rumah tangga yang bekerja. Menurut survei yang dilakukan oleh thebump.com dan Forbes Woman terhadap 1.200 perempuan didapatkan sekitar 92 persen ibu yang bekerja mengatakan bahwa pekerjaannya belum berakhir meski ia sudah meninggalkan kantor. Hal ini karena ia tetap memiliki tanggung jawab dengan pekerjaannya di rumah. Sementara itu sebesar 89 persen perempuan yang berada di rumah atau ibu rumah tangga merasa kewalahan dengan tanggung jawab yang dimilikinya, dan pasangan juga kerap hanya sedikit menawarkan bantuan. Hasil lain yang didapatkan adalah hampir 85 persen partisipan mengaku tidak mendapatkan istirahat meski pasangannya sudah pulang dari tempat bekerja dan 50 persennya tidak pernah mendapatkan istirahat dari mengasuh anaknya. Kondisi ini menimbulkan beban tanggung jawab yang tidak seimbang pada diri seorang ibu, sehingga baik ibu yang bekerja kantoran atau ibu rumah tangga tetap memiliki tingkat stres yang sama, seperti dikutip dari Indiavision (Health.detik,2011).
Itulah beberapa bukti bahwa ibu rumah tangga baik yang bekerja di luar rumah ataupun yang tidak, begitu dekat dengan kondisi depresi dan atau stress. Mereka sangat memerlukan perhatian, pengetahuan , dan support agar lebih bahagia. Ibu rumah tangga membutuhkan me time yang membuat dia dapat beristirahat sejenak, merenung, berpikir sehingga bisa meredam emosi sekaligus mengelola emosi. Disinilah NLP dalam wadah Indonesia NLP Society (INLPS) memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Ada apa di INLPS?
Seperti yang dijelaskan oleh coach Darmawan Aji yang merupakan member of Advisory Board dari Indonesia NLP Society, bahwa di INLPS mengajarkan NLP dengan tujuan peserta mampu melatih empat kompetensi berikut:
Pertama, self-awareness – kesadaran akan diri sendiri. Kita akan berlatih mengenali pikiran, perasaan dan perilaku kita sendiri.
Kedua, self-management – kemampuan mengelola diri sendiri. Berlatih mengelola pikiran, perasaan dan perilaku kita sendiri. Serta memimpin pikiran, perasaan, dan perilaku kita sendiri ke arah yang kita inginkan.
Ketiga, relationship awareness – kesadaran akan orang lain. Berlatih untuk memahami, berempati dan melihat dari sudut pandang mereka.
Keempat, relationship management – kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Dengan demikian kita dapat berkomunikasi lebih baik dengan mereka dan lebih mudah dipahami oleh mereka. Dampaknya, pengaruh kita terhadap mereka semakin meningkat.
Nah, dah pas banget kan, dengan keempat kompetensi yang nantinya diajarkan dan bisa dipahami, dipelajari dan dikuasai ibu rumah tangga di INLPS ini diharapkan dapat membantu ibu rumah tangga untuk meminimalisir depresi atau stres dan menjadikan ibu rumah tangga lebih bahagia. Bukankah kebahagiaan itu idaman bagi kita, para ibu rumah tangga? Ibu Bahagia, keluarga bahagia.
Komentar
Posting Komentar