Ibu Bahagia


By: Yeyen Robiah


Pagi itu matahari mulai menampakkan wajahnya. Kuning merona menghangatkan tubuh. Sambil menyapu halaman depan yang tidak terlalu luas, Bu Pri tak lupa menyapa orang orang yang lewat depan rumahnya. Dulu kebiasaan ini termasuk kebiasaan yang aneh di lingkungan sini. Kami penghuni komplek ini kebanyakan para pendatang, jadi tidak saling kenal satu sama lain. Namun karena kebiasaan kami sejak  kecil di Jogja sana, jika bertemu orang lain harus saling sapa. Nyuwun sewu, badhe tindak pundi? Nderek langkung, Bu..dll. Akhirnya setiap pagi sudah berapa orang yang berhasil terpaksa tersenyum pagi itu karena disapa bu Pri. 



Seperti biasa, pagi itu masih sambil menyapu, bu Pri sudah sedekah senyum ke banyak orang. Dia bersama tiga balitanya sudah beraktifitas pagi dengan menyapu, berlari lari dan berjemur. Dari Kejauhan terlihat bu Lastri menuju ke arahnya sambil mendorong sepeda dan menyuapi si baby cantik. Bu Lastri melambai lambaikan tangannya say hello. Ketika mendekat, bu Lastri segera membuka pembicaraan yang lagi hangat hangatnya di komplek ini. 



"Bu Pri sudah tahu kan, bu Ari itu lo yang punya rumah gedong di blok depan itu, dia ketangkep narkoba lo bu sama suaminya juga", kata bu Lastri membuka perbincangan kami. Sambil menyuapi baby cantiknya, bu Lastri terus bercerita tentang penggerebekan di rumah bu Ari. Ya kami semua sudah tahu bahwa bu Ari dan suaminya ditangkap polisi kemarin malam karena narkoba. Yang kami herankan, kenapa orang sekelas bu Ari kena penyalahgunaan narkoba, bukankah dia sudah kaya raya, punya apa saja, ķaryawannya banyak, anaknya sehat dan cantik cantik. Pokoknya semua yang kita ga punya, mereka punya. Tapi kok masih pakai narkoba juga ya. Kurang apa lagi coba.



Tak sampai disitu, isu perselingkuhan suami bu Ari pun merebak. Padahal ya kurang cantik apa lagi bu Ari itu. Semua element kecantikan ada di bu Ari. Wajah tirus, glowing, langsing, dan hebring lah pokoknya. Apakah ini yang dinamakan "wang sinawang"?



Sebelum berlanjut ke episode lain yang lebih menghebohkan, bu Pri segera memotong berita panas pagi ini. Dia tidak mau terlarut membicarakan aib orang lain. Cukup tahu dan ambil hikmahnya aja. Bu Pri segera mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Kali ini bu Pri mendengarkan curhat bu Lastri tentang baby cantiknya yang sedang melakukan aksi GTM alias gerakan tutup mulut. Masyaallah, heboh benar bu Lastri mendapati anaknya ga mau makan ini itu. Gemes dan geregetan karena baby cantiknya selalu menyemburkan makanan yang masuk dan paling parah baby cantik benar benar ga mau buka mulut untuk sekedar disuapi bubur tim kesukaannya. 



Owalah bu Lastri, si baby cantik mungkin lagi bosan makan bubur tim. Anak kan ga harus makan nasi sebagai sumber karbonya. Bisa kita ganti dengan kentang, jagung ataupun roti lembut. Sebagai tambahannya bisa beri buah buahan yang dia suka. Jadi lebih variatif dan bergizi. 



Kulihat bu Lastri manggut manggut mendengarkan makanan pengganti karbo selain nasi atau bubur. Ya beginilah nasib bayi Indonesia, kalau ga makan nasi bilangnya belum makan. Hehehe…



Matahari mulai meninggi dan panasnya merambat naik. Waktunya anak anak masuk dan bermain di dalam rumah. Ga bagus bagi mereka bermain di luar karena teriknya matahari. Melihat kode anak anak bu Pri mulai masuk, bu Lastri segera berpamitan. Sambil berlalu bu Lastri masih sempat berbisik, " Nanti kalau ada info lagi tentang bu Ari, saya kabari ya bu Pri". Aduuh, sambil geleng geleng bu Pri menepuk nepuk bahu bu Lastri. 



Beberapa jam kemudian adzan dzuhur berkumandang. Bu Pri segera menyiapkan diri untuk sholat dhuhur berjamaah bersama anak anaknya. Yang balita juga ikut berjamaah tapi jamaahnya di kamar utama yang ada pintunya jadi bisa dikunci. Pastikan di kamar ini tidak ada barang barang yang berbahaya. Setelah selesai sholat, bu Pri dan anak anak makan siang dan dilanjutkan dengan istirahat. Tugas utama di jam ini adalah bu Pri harus bisa menidurkan para balita yang luar biasa. Mendongeng singkat, bersenandung asmaul husna sambil dikipas kipas dan dielus elus adalah teknik paling mujarab. Dengan hati yang tenang, dan suara yang lembut, bu Pri mulai ritual tidur siangnya. Dan beberapa menit kemudian, para balita supernya sudah tertidur pulas. 



Antara kantuk yang sangat dan cucian piring yang melambai lambai, bu Pri mencoba bertahan untuk tidak tertidur dulu. Dia ingin menyelesaikan urusan negara air dulu dan memastikan jemuran baju yang di luar sudah diangkati. Sudah menjadi kebiasaan jika sebelum tidur siang semua aman jadi tidur siangnya nyaman. 



Ketika bu Pri sedang mencuci piring, dia teringat obrolannya dengan bu Lastri tadi pagi. Ah, benar juga kata ayahnya anak anak beberapa waktu yang lalu, orang yang bahagia di mata kita belum tentu dia benar benar bahagia kehidupannya. Dan kebahagiaan itu bukan hanya ketika kita punya segalanya. Punya rumah mewah, mobil mewah, pekerjaan mapan ataupun harta yang berlimpah. Bahagia itu juga mencakup hati dan keharmonisan hubungan kita di keluarga. Hati yang selalu dalam kebaikan membuat tindakan kita juga selalu dalam kebaikan. Rasa syukur, rendah hati, selalu berbagi, dan benar benar sadar akan tujuan hidup ini merupakan kebahagiaan yang membuat hidup kita terasa ada ruhnya atau tidak kering. Kebahagiaan dari hati ini lah yang sering dilupakan oleh kita. Jadi proses hidup dilalui dengan ketimpangan tanpa ada penyejuk jiwa. 



Kalau kebahagiaan mendapatkan materi bisa kita tempuh dengan bekerja keras dan bekerja cerdas sedangkan kebahagiaan hati atau jiwa ini bisa kita dapatkan dengan memaknai hidup ini dengan baik. Memiliki visi misi hidup yang jelas, hidup dengan penuh kebermaknaan, selalu berpikir positif dan selalu dalam kebaikan. Semua draft kebahagian hati ini kita selaraskan dengan kehidupan nyata kita. Kita selaraskan dengan perbuatan kita. Melalui hari hari ini dengan penuh kesadaran dan kebermanfaatan. 



Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang muncul saat menyadari makna hidup kita. Kita merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari kita. Dan kita selalu mendapatkan makna dari apa yang kita lakukan setiap hari. Pekerjaan yang bermakna, perbuatan yang bermakna, hubungan yang bermakna sampai hembusan nafas kita yang bermakna. Semua selalu kita sadari penuh keberadaannya dan kita manfaatkan penuh dalam kebaikan. 



Kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita menguasai dua sisi kepuasaan yaitu kepuasan batin (meaning, inner fulfillment) dan kesuksesan lahir atau pencapaian luar (performance, outer achievement). Jangan sampai kita hanya mengejar kebahagiaan lahir atau fisik saja namun batinnya gersang. Namun jangan pula kita hanya merasa puas batinnya saja tanpa mencapai apa apa dalam hidup kita. Bahagia yang sebenarnya adalah keseimbanagn antara lahir dan batin, materi dan hati, dan bahagia luar dalam. Jadi kata kuncinya adalah keseimbangan antara pemenuhan kepuasan batin dan pencapaian lahir. 



Ah, kegiatan nyuci piring di siang ini kok jadi mengesankan sekali. Membersihkan piring piring kotor sambil memaknai kebahagian yang hakiki. Jadi makin semangat melalui hari hari luar biasa bersama anak anak, suami, buku buku dan teman teman di luar sana yang selalu mendukung dalam pencapaian usaha yang optimal dan selalu ada, mengajak dan mengingatkan dalam kebaikan. Bu pri segera beranjak dari wastafel dan membereskan piring piring yang sudah wangi ini ke rak piring. Dengan senyum yang indah dan hati yang senang, dia segera menyusul para balita supernya tidur siang. Tidur siang kali ini terasa nikmat sekali karena hati tenang dan pikiran terang. Zzzzzz……



Sudah tidur siang hari ini bunda? 😍🤗






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah dari Ruang IGD