Antara Menulis dan Visi Misi Hidup
By: Yeyen Robiah
Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan atau pikiran melalui tulisan. Menulis juga bisa dijadikan ajang curhat untuk mengeluarkan apa apa yang dirasa dan dialami oleh seseorang. Banyak yang bilang, setelah menulis hati kita yang tadinya berat, gundah gulana menjadi lebih plong dan ringan. Ada juga yang merasakan ketika sebelum menulis pikiran ini ruwet menjadi lebih tertata dan teratur. Inilah yang mendasari ada ungkapan bahwa menulis itu menyembuhkan or “ writing is healing”.
Kegiatan menulis yang paling populer saat ini terutama di kalangan emak emak adalah menulis status atau postingan di FB. Coba cek FB kita, maka akan kita temui beragam tulisan. Mulai dari tulisan tentang kebahagiaan, kekecewaan, kesedihan, kesenangan, kegiatan sehari hari, dan tentu saja tulisan tentang penawaran produk atau jualan. Beragam tulisan ini menandakan bahwa para emak itu sebenarnya jago menulis. Mereka begitu lihai memainkan kata kata dan menyusunnya menjadi rangkaian kalimat yang bermakna. Curahan hati mereka menjadikan para pembacanya kadang ikut larut di dalamnya. Pun dengan kebahagiaan mereka, dapat dirangkai seindah mungkin sehingga mampu menggambarkan suasana penuh suka cita. Sekali lagi saya merasa yakin bahwa para emak adalah para penulis ulung nan hebat.
Karena fakta itu lah membuat saya semakin yakin bahwa saya yang seorang emak beranak banyak, juga bisa menjadi seorang penulis. Beragam kegiatan sehari hari rasanya sudah sangat cukup untuk menghadirkan ide ide tulisan. Beragam perasaan juga saya alami setiap harinya . Perasaan yang kadang positif dan kadang negatif ini datang silih berganti sehingga memunculkan beberapa perilaku. Kadang perilaku inilah yang membuat saya banyak mengalami pengalaman pengalaman hidup yang kaya akan hikmah. Hikmah atau pembelajaran hidup inilah yang ingin saya bagi kepada para emak di luar sana dengan harapan bisa dipelajari bersama. Menuliskan lika liku kehidupan sehari hari bukan berarti saya lebih baik justru dengan menulisnya ini saya merasa dikuatkan dan ditemani oleh para emak yang ternyata senasib dan seperjuangan.
Seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa kegiatan menulis ini juga saya pilih menjadi salah satu kegiatan untuk mendekatkan pada visi misi hidup saya yaitu sebagai “guru”. Setelah mengenyam pendidikan di fakultas bahasa dan sastra di UNY Yogyakarta, saya yang awalnya merasa salah jurusan, kini baru sadar bahwa semua yang telah terjadi itulah yang terbaik buat saya. Dari episode kehidupan di fakultas ini saya jadi belajar bahwa setiap orang itu sejatinya seorang guru. Guru yang memiliki tanggung jawab moral, memiliki amanah untuk memberikan yang terbaik untuk sekitarnya. Guru yang dibilang digugu lan ditiru, menjadikan saya berusaha untuk lebih bijaksana dalam berpikir, bertutur kata, dan bertindak. Guru yang bisa menjadi teman dan sahabat bagi para muridnya dan teman pembelajar lainnya. Dengan niatan inilah saya ingin mengaktualisasikan profesi “guru” ini dalam bentuk tulisan, yaitu menulis.
Kita menyadari bahwa dengan menjadi guru bukan berarti kita harus mengajar di depan kelas saja. Ada tugas utama yang diemban seorang guru. Tugas utamanya adalah mendidik, mengajar dan menebar manfaat bagi sekitarnya, ya, salah satunya dengan menulis. Disinilah mengapa saya akhirnya memutuskan menjadikan kegiatan menulis sebagai aktualisasi visi misi hidup saya sebagai seorang “guru” bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas termasuk para emak yang senasib dan seperjuangan. Dengan menulis saya berharap kita bisa saling belajar mengajar tentang arti kehidupan yang sesungguhnya di universitas sepanjang masa, yaitu kehidupan ini. Dengan menulis kita bisa menebar kebaikan, saling nasehat menasehati dalam kebaikan, saling support dan saling bergandengan tangan untuk memberikan yang terbaik bagi kehidupan ini.
Menulislah karena sejatinya kita adalah para penulis cerita dalam kehidupan yang fana ini. Menulislah karena setiap kita adalah penulis cerita kehidupan ini yang akan kita pertanggung jawabkan kelak di hari akhir. Menulislah sampai kau merasa menulis itu seperti bernafas, mengisi rongga rongga tubuh dengan oksigen yang menyegarkan. Menulislah, karena menulis itu menyehatkan jiwa dan raga.
Luar biasa Mbak Yeyen. Masya Allah😇
BalasHapusKita semua luar biasa mas karena sudah dianegerahi akal pikiran dari Allah. Sekarang waktunya kita untuk mengoptimalkan anugerah itu. Semangat juga buat mas Hadi dengan designnya. PR saya selanjutnya belajar design nih. 😊
Hapus