Kekuatan Doa
By: Yeyen Robiah
Di siang yang terik, setelah sholat dhuhur dan makan siang, seperti biasa kami sudah siap siap tidur siang. Sambil menunggu sekitar 30 menitan sampai 1 jam setelah makan, saya merapikan kamar depan untuk tidur sedangkan anak anak masih asik main petak umpet. Sebenarnya jatah main sudah habis, dan mereka harus segera ambil bantalnya masing masing. Tapi entah kenapa, hari itu si kembar begitu aktif, disuruh duduk duduk sambil melantunkan asmaul husna saja ga mau. Yo wes lah, biarkan dulu mereka main sebentar karena kalau dipaksa pun malah rewel nantinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.30 sudah waktunya anak anak tidur siang. Untuk anak anak yang sudah besar, mereka masih ada kelas zoom dan ada juga yang mengerjakan tugas. Saya fokus ke Aira dan si kembar saja. Berkali kali mereka saya ingatkan dan saya posisikan untuk tidur siang, berkali kali pula mereka "kabur" lagi dan kabur lagi sedangkan alarm tubuh saya sudah mengisyaratkan bahwa saya harus segera istirahat. Namun bagaimana mungkin istirahat sedangkan anak anak masih saja berlarian. Alhasil saya yang antara capek dan ngantuk jadi uring uringan. Biar uring uringannya tak berkepanjangan, akhirnya saya kepikiran untuk memindahkan Anak anak ke kamar tengah yang ada pintunya sehingga bisa dikunci. Biarlah kalau mereka ga mau tidur, ya mereka bermain saja di dalam kamar sedangkan saya bisa tidur sebentar. Alhamdulillah meski hanya 20 menit an saya bisa sejenak memejamkan mata.
Setelah saya tidur sebentar meski tidur ayam yang masih terdengar derap langkah anak anak dan celotehannya, saya mencukupkan diri dan segera bangkit. Waktu menunjukkan pukul 14. 45 an, sebentar lagi ashar berkumandang. Artinya berakhirnya rutinitas siang, dan segera dimulainya rutinitas sore. Saya sudah hopeless untuk menidurkan anak anak. Namun ketika saya memandang ke sekeliling kamar, saya lihat anak anak sudah tidak berlarian lagi. Ada yang duduk duduk senderan di lemari, ada yang mojok di ujung kamar dan ada yang tiduran di lantai. Perlahan saya dekati satu persatu, kemudian saya elus elus kepalanya atau punggungnya, lalu saya bacakan doa mau tidur. Tiba tiba suasana jadi hening. Doa mau tidur itu saya bacakan dengan penuh penghayatan. Beberapa menit kemudian, mereka semua tertidur pulas. Ah lega rasanya.
Di episode yang lain, masih di tempat yang sama dengan aktor yang sama pula, reka adegan yang lain terekam dan hadir dalam pikiran saya. Sebuah episode kehidupan yang tidak akan mudah terlupakan. Tentang anak anak, cerita dan cinta mereka.
Pagi adalah waktu yang sangat luar biasa bagi kebanyakan para ibu rumah tangga. Di waktu pagi kita harus mempersiapkan kebutuhan anggota keluarga untuk memulai aktifitasnya masing masing. Meski pekerjaan rumah sudah dibantu anak sulung dan adiknya, tetap saja keriwehan tidak dapat dihindari.
Karena masa pandemi, sebagian aktifitas sekolah dan kantor dilakukan di rumah. Meski begitu, persiapannya sama saja ketika aktifitas offline. Suami dan anak anak tetap saja harus sudah siap di depan laptopnya atau hp nya masing masing sekitar jam 8 an. Jadi saya selalu berusaha jam 8 rumah dah beres termasuk si kembar harus sudah mandi dan sarapan. Selanjutnya tinggal ngawasi anak anak daring sambil nemenin si kembar main.
Setelah kakak kakaknya si kembar rapi dan masuk ke kamarnya masing masing, giliran si kembar mandi pagi. Waktu itu, mereka masih asik lari larian di depan rumah. Hobi mereka adalah bermain bola dan ngejar ngejar kucing tetangga. Ketika waktunya mandi, mereka dengan bersegera lari menuju kamar mandi. Saya yang mengomando mereka masih tertinggal di teras depan sedangkan si kembar sudah meluncur menuju TKP. Secara spontan saya agak berteriak agar mereka menunggu saya di depan kamar mandi. Namun komando saya tidak dihiraukan mereka. Al hasil beberapa detik kemudian, terdengar suara tangisan melengking dari dalam dan ternyata benar saja, salah satu kembar terpeleset di kamar mandi. Ya Robb, gemetar lutut ini tapi saya bersyukur, lukanya tidak parah.
Begitulah sekelumit episode kehidupan yang saya alami mungkin hampir sama dengan ibu ibu lainnya. Saya sejenak berpikir dari dua pengalaman itu ada satu benang merah yang bisa saya ambil hikmahnya.
Kita tahu ya bahwa anak anak adalah amanah bagi para orang tuanya. Sudah seharusnya kita mengajari atau memberi teladan kepada mereka terutama tentang adab adab dalam Islam. Adab mau tidur, adab mau makan sampai adab mau masuk kamar mandi. Salah satu adab yang sederhana tapi utama adalah membaca doa setiap sebelum mengerjakan suatu kegiatan.
Bukankah dalam Islam setiap kegiatan pasti ada doanya. Dari bangun tidur, sampai tidur lagi (bisa dilist sendiri ya ada doa apa aja). Toh misal kita belum hafal semua doanya, cukup lafadzkan basmallah.
Dari dua kisah yang saya ceritakan diatas, keutamaan doa, selain memang tuntunan dalam Islam juga ternyata menyimpan kekuatan tersendiri. Doa yang kita baca sesaat sebelum melakukan kegiatan itu memberi waktu kepada kita untuk meluruskan niat. Selain itu juga bisa untuk mengakses state atau perasaan yang kita perlukan untuk melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ketika anak anak mau tidur, mereka butuh state tenang, hening dan penuh kepasrahan. Jadi ketika kita berdoa sebelum tidur penuh penghayatan, maka perasaan tenang dan damai itu hadir. Nafas kita lebih teratur, badan kita mulai relaks dan hati tenang. Akhirnya dapat tertidur pulas.
Pada kasus kedua, yaitu kegiatan mandi. Kita juga dianjurkan untuk berdoa sebelum masuk kamar mandi. Doa yang isinya berlindung kepada Allah dari godaan syetan atau jin jantan dan betina ini mengusyaratkan bahwa kita harus lebih hati hati dan waspada ketika mau masuk kamar mandi. Membiasakan berhenti sejenak di depan kamar mandi dan kemudian membaca doa masuk kamar mandi dengan penuh kesadaran menghadirkan perasaan hati hati dan waspada ketika mau mandi. Masuk kamar mandi tidak terburu buru ataupun tergesa gesa sehingga terhindar dari kecelakaan yang sering terjadi di kamar mandi.
Proses yang sama pula dapat kita terapkan dan kita rasakan di setiap kegiatan yang diawali dengan berdoa. Mau makan berdoa, maka hadir rasa berkah dan syukur. Mau pakai baju berdoa, maka hadir rasa syukur dan semangat baru. Mau belajar berdoa, maka hadir rasa ingin tahu, ingin tambah ilmu dan ingin tambah paham. Sampai ketika berkendaraan kita berdoa juga, maka ketenangan, kewaspadaan dan keparasahan pun hadir, hingga selamat sampai tujuan.
Betapa dahsyatnya kekuatan doa ya, selain bukti penghambaan kita pada sang kholiq ternyata dapat membantu kita meluruskan niat dan menghadirkan perasaan perasaan yang kita butuhkan dalam setiap kegiatan dalam kehidupan ini. Jika kita konsisten melakukannya setiap saat, tak mustahil awareness kita akan selalu hadir sehingga hidup ini serasa ada ruh nya. Hidup tidak asal hidup, jalan dan berlalu begitu saja. Hidup lebih hidup penuh makna, penuh manfaat dan keberkahan.
Ah, siapa yang ga mau hidupnya lebih bermakna. Hampir semua terutama para ibu menginginkan keluarga tercintanya hidup bahagia selamat dunia akhirat. Setuju bu ibu...??🥰🥰
Komentar
Posting Komentar